Seminar akan diselenggarakan di Bandung
tanggal 11 Februari 2010
dengan Moderator I Gde Raka
Panelisnya :
Hasrul Thayeb
Hilmi Panigoro
Hokky Situngkir
Komaruddin Hidayat
Sudjiwo Tedjo
Saksi hidup krisis dari kampung :
Aminah
Apai Janggut
I Made Kuntung
Seyarman
Makalah Pemandu :
Hendro Sangkoyo
Ringkasan Makalah Pokok
IMPERATIF PEMBALIKAN KRISIS SOSIAL EKOLOGIS dan PENGURUSAN PUBLIK
Tajuk seminar adalah sebuah soal yang sederhana dan nyata, yaitu ketidak-mampuan spesies kita untuk menjaga kelangsungan syarat-syarat keselamatan diri-kolektifnya. Kita berada pada sebuah zona ruang-waktu di mana kemajuan dalam akal-terorganisir telah menghasilkan pemburukan krisis secara dramatis. Pertimbangkan sedikit contoh berikut ini.
Seluruh stok sumber-energi primer dari fosil adalah kompos dari proses selama 300 juta tahun. Pada saat ini besaran konsumsi fosil-bakar per tahun setara dengan yang dihasilkan dalam satu juta tahun.(Girardet, H., & Mendonça, M., 2010) Pemeriksaan perubah-an jangka-panjang profil kesehatan warga suku -suku pedalaman di Kalimantan/ Borneo di bawah pengurusan publik kerajaan Brunei, negara bagian Sarawak, dan propinsi Kalimantan Timur di sepanjang perubahan cara produksi-konsumsi (prosumsi)nya menunjukkan merosotnya kualitas kesehatan pada masa perladangan berpindah dibandingkan dengan pada masa berburu-dan-meramu sebelumnya. (Sellato, B. & Sercombe, P., 2007) Kepercayaan bahwa sistem pasar yang terus memperbarui diri mempunyai daya-jaga kestabilannya sendiri lupa bahwa di sepanjang pembaruan tersebut, daya rusak proses prosumsi bahan dan energi atas syarat kelang-sungan kehidupan, spesies selain manusia, dan sesama manusia sendiri, terus membesar dengan pesat. Kemajuan kesadaran untuk melakukan tindakan koreksi atas prosumsi dan cara mengurusnya pun selama ini telah menghasilkan tindakan koreksi selektif yang justru mengawetkan pendorong-pendorong utama pemburukan syarat kehidupan.
Lalai saja tidak cukup kuat untuk menggambarkan karakter kolektif kita itu, sebab proses perusakan kolosal tersebut secara umum berlangsung secara dingin dan penuh perhitungan. Salah satu ungkapan paling sarkastis mengenai soal ini adalah bahwa kita harus bertanya kembali: menjadi cerdas itu lebih baik atau lebih buruk daripada tidak belajar sama-sekali? Nyatanya, kemajuan manusia kelihatan seperti sebuah kesalahan biologis bagi planet Bumi dan segenap penghuninya. (Chomsky, N., kuliah di Akademi Musik Chennai, India, 10/11/2001)
Untuk sampai pada pertanyaan apa yang harus dilakukan, ada beberapa masalah yang selama ini ikut berperan dalam pengawetan pemburukan krisis :
Pertama, sistem dan praktek penalaran-dan-pembincangan yang berpangkal pada rerantai kapital—dewasa ini mendominasi uraian mengenai perubahan secara umum—tidak mungkin menghasilkan tindakan koreksi terhadap moda pembesaran ekonomik dan pengurusannya, tanpa pemeriksaan silang dari sistem serta praktek penalaran-dan-pembincangan yang berpangkal pada rerantai sosial di satu sisi, dan rerantai ekologis di sisi lainnya.
Kedua, pemburukan krisis beroperasi detik demi detik dalam skala majemuk lewat serangkaian transaksi sosial dan transaksi ekologis dalam jumlah besar dan rumit prosesnya. Sistem pengetahuan tandingan membutuhkan seperangkat protokol pengurusan perubahan yang bukan saja tidak lagi buta-krisis, tetapi juga mampu mengelola proses pemulihan kerusakan. Secara sederhana, spiral perubahan telah menjamah sistem-sistem pendukung kehidupan, termasuk keutuhan ragawi dan mental lewat pengalaman perubahan yang bagi golongan pinggiran acapkali traumatik.
Ketiga, menyangkut cara kita belajar dan mengelola proses belajar berskala majemuk macam itu, sehingga setiap orang bisa menjadi bagian dari proses belajar tersebut, dan tak kalah pentingnya, moda, ritme serta laju pembalikan krisis berjalan selaras dengan syarat-syarat reproduksi kehidupan alami.
tanggal 11 Februari 2010
dengan Moderator I Gde Raka
Panelisnya :
Hasrul Thayeb
Hilmi Panigoro
Hokky Situngkir
Komaruddin Hidayat
Sudjiwo Tedjo
Saksi hidup krisis dari kampung :
Aminah
Apai Janggut
I Made Kuntung
Seyarman
Makalah Pemandu :
Hendro Sangkoyo
Ringkasan Makalah Pokok
IMPERATIF PEMBALIKAN KRISIS SOSIAL EKOLOGIS dan PENGURUSAN PUBLIK
Tajuk seminar adalah sebuah soal yang sederhana dan nyata, yaitu ketidak-mampuan spesies kita untuk menjaga kelangsungan syarat-syarat keselamatan diri-kolektifnya. Kita berada pada sebuah zona ruang-waktu di mana kemajuan dalam akal-terorganisir telah menghasilkan pemburukan krisis secara dramatis. Pertimbangkan sedikit contoh berikut ini.
Seluruh stok sumber-energi primer dari fosil adalah kompos dari proses selama 300 juta tahun. Pada saat ini besaran konsumsi fosil-bakar per tahun setara dengan yang dihasilkan dalam satu juta tahun.(Girardet, H., & Mendonça, M., 2010) Pemeriksaan perubah-an jangka-panjang profil kesehatan warga suku -suku pedalaman di Kalimantan/ Borneo di bawah pengurusan publik kerajaan Brunei, negara bagian Sarawak, dan propinsi Kalimantan Timur di sepanjang perubahan cara produksi-konsumsi (prosumsi)nya menunjukkan merosotnya kualitas kesehatan pada masa perladangan berpindah dibandingkan dengan pada masa berburu-dan-meramu sebelumnya. (Sellato, B. & Sercombe, P., 2007) Kepercayaan bahwa sistem pasar yang terus memperbarui diri mempunyai daya-jaga kestabilannya sendiri lupa bahwa di sepanjang pembaruan tersebut, daya rusak proses prosumsi bahan dan energi atas syarat kelang-sungan kehidupan, spesies selain manusia, dan sesama manusia sendiri, terus membesar dengan pesat. Kemajuan kesadaran untuk melakukan tindakan koreksi atas prosumsi dan cara mengurusnya pun selama ini telah menghasilkan tindakan koreksi selektif yang justru mengawetkan pendorong-pendorong utama pemburukan syarat kehidupan.
Lalai saja tidak cukup kuat untuk menggambarkan karakter kolektif kita itu, sebab proses perusakan kolosal tersebut secara umum berlangsung secara dingin dan penuh perhitungan. Salah satu ungkapan paling sarkastis mengenai soal ini adalah bahwa kita harus bertanya kembali: menjadi cerdas itu lebih baik atau lebih buruk daripada tidak belajar sama-sekali? Nyatanya, kemajuan manusia kelihatan seperti sebuah kesalahan biologis bagi planet Bumi dan segenap penghuninya. (Chomsky, N., kuliah di Akademi Musik Chennai, India, 10/11/2001)
Untuk sampai pada pertanyaan apa yang harus dilakukan, ada beberapa masalah yang selama ini ikut berperan dalam pengawetan pemburukan krisis :
Pertama, sistem dan praktek penalaran-dan-pembincangan yang berpangkal pada rerantai kapital—dewasa ini mendominasi uraian mengenai perubahan secara umum—tidak mungkin menghasilkan tindakan koreksi terhadap moda pembesaran ekonomik dan pengurusannya, tanpa pemeriksaan silang dari sistem serta praktek penalaran-dan-pembincangan yang berpangkal pada rerantai sosial di satu sisi, dan rerantai ekologis di sisi lainnya.
Kedua, pemburukan krisis beroperasi detik demi detik dalam skala majemuk lewat serangkaian transaksi sosial dan transaksi ekologis dalam jumlah besar dan rumit prosesnya. Sistem pengetahuan tandingan membutuhkan seperangkat protokol pengurusan perubahan yang bukan saja tidak lagi buta-krisis, tetapi juga mampu mengelola proses pemulihan kerusakan. Secara sederhana, spiral perubahan telah menjamah sistem-sistem pendukung kehidupan, termasuk keutuhan ragawi dan mental lewat pengalaman perubahan yang bagi golongan pinggiran acapkali traumatik.
Ketiga, menyangkut cara kita belajar dan mengelola proses belajar berskala majemuk macam itu, sehingga setiap orang bisa menjadi bagian dari proses belajar tersebut, dan tak kalah pentingnya, moda, ritme serta laju pembalikan krisis berjalan selaras dengan syarat-syarat reproduksi kehidupan alami.
Undangan seminar dapat menghubungi
Ika Puspitarini di 0818 492 761 sms only
email ika.puspitarini@abcjkt.co.id
dan Iwan Heryana di 0813 2044 5823 sms only
email iwan@suk.itb.ac.id
Ika Puspitarini di 0818 492 761 sms only
email ika.puspitarini@abcjkt.co.id
dan Iwan Heryana di 0813 2044 5823 sms only
email iwan@suk.itb.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar