To:
...@yahoogroups.com
Ha ha ha ha ha sekali lagi DI membuktikan kehebatannya yang luar biasa sebagai jurnalis, aktor, pemimpin kharismatik, dan marketer of the year yang dapat mempengaruhi publik termasuk orang orang baik dan pintar dari ITB UGM UI.
Puluhan tahun PLN dipimpin oleh para insinyur , mostly ITB UGM UI, yang sebagian besar pintar dan berdedikasi dianggap gagal mengurus PLN dan selalu dihujat. Terbukti penyebabnya karena tidak mampu menekan pemerintah dan tidak berani bertindak out of the box lebih tepatnya populis seperti DI. Direksi dulu dulu diharamkan oleh pemerintah membakar BBM tambahan untuk disel sehingga hanya bisa fokus menyelesaikan pekerjaan yang sulit dan beresiko seperti membangun pembangkit besar yang lama pembangunannya dan berat masalahnya.
Dalam waktu kurang dari setahun DI berhasil mengatasi masalah laten PLN yaitu pemadaman dan penyambungan pelanggan justru dengan cara yang dulunya haram bagi orang teknik (karena beban melebihi supply) dan orang ekonomi (karena perlu extra budget puluhan triliun untuk dibakar sebagai BBM) yaitu dengan crash program sewa disel dan membebaskan sambungan baru. Strategi populis tersebut ternyata jauh lebih jitu daripada cara idealis konvensional para insinyur. Buktinya tidak pernah ada lagi berita buruk tentang PLN di surat kabar, pertama kali dalam sejarah DIRUT PLN diangkat jadi mentri, pejabat senior dijamu ngopi di istana, sebagian besar alumni itb ugm ui dan pegawai pln memuji muji DI, dan terakhir diberi kehormatan jadi pembicara oleh pengurus IA .... Congratulation!!
Phenomena DI yang sangat brilian memanfaatkan karakter bangsa Indonesia yang ignorance terhadap problem jangka panjang sepanjang kebutuhannya dipenuhi telah menjungkir balikkan konsep tradisional tentang gaya kepemimpinan idealis vs. populis, covering up vs. solving the problem. Saya dengan keluarga besar PLN harus berterima kasih karena berkat DI sekarang nama PLN sudah harum di mata masyarakat
Tapi setiap kebijakan yang dipilih tentunya ada risiko yang harus ditanggung. Selain melonjaknya subsidi puluhan triliun paling tidak untuk 2 tahun ini, ada beban lain yang saya tidak mau cerita disini untuk menghindari bias sebab saya termasuk subjek yang digusur beliau. Silakan tanya kepada orang PLN lain saja. Saya hanya ingin mengajukan Quiz, apakah strategi yang sama bisa dilakukan oleh orang lain selain DI yang menguasai ratusan surat kabar di seluruh pelosok tanah air? Mana yang lebih powerful saat ini media massa atau tentara/polisi?
BRAVO ... khususnya ...